Nanas termasuk dalam famili Bromiliaceae. Adapun klasifikasi tanaman nanas adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr.
Nanas sering disebut bromeliad dengan lebih dari 2400 kerabat yang memiliki penampilan menarik. Tanaman nanas termasuk dalam famili nanas-nanasan. Tanaman tersebut adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia dan Paraguay. Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan (perennial). Tanaman nanas terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas.
Sistem perakaran nanas sangat padat namun dangkal dengan kedalaman akar
sekitar 15 cm. Namun dalam tanah yang remah, subur dan bebas dari
parasit, akar tanaman nanas dapat memanjang sekitar 50 cm secara
vertikal dan 1,83 m secara horizontal dalam waktu satu tahun (Nakasone
dan Paull, 1999 dalam Chasanah, 2006). Akar tanaman nanas menyebar,
tetapi dangkal, akar - akar cabang dan rambut-rambut akar banyak
terdapat dipermukaan tanah.
Batang sebagai tempat melekat akar, daun, bunga, buah, dan tunas. Secara
visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup
oleh daun, tangkai bunga atau buah yang merupakan perpanjangan dari
batang.
Daun tanaman nanas menurut Wee dan Thongtham (1997) dalam Chasanah
(2006), berbentuk pedang, panjangnya dapat mencapai 1 m atau lebih
dengan lebar 5-6 cm. Pinggiran daun berduri atau hampir rata tergantung
varietasnya. Bagian ujung daun lancip, bagian pangkal daun berdaging,
berserat, beralur, dan tersusun dalam spiral yang menutupi seluruh
batang.
Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga
bersifathermaprodit berkedudukan di ketiak daun. Jumlah bunga yang mekar
setiap hari berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai
dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu
terbentuknya bunga dari mulai penanaman sekitar 6-16 bulan.
Pada umumnya pada satu tanaman atau satu tangkai buah hanya dapat tumbuh
satu buah saja, tetapi karena pengaruh lingkungan dapat pula membentuk
lebih dari satu buah pada satu tangkai yang disebut multiple fruit atau
buah ganda. Pada ujung buah biasanya tumbuh tunas mahkota tunggal,
tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasa disebut
multiple crown atau mahkota ganda.
JENIS ATAU VARIETAS NANAS
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4
jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah
besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut),
Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah
bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah
silindris atau seperti piramida). Varietas/kultivar nanas yang banyak
ditanam di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Golongan Spanish
dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan
Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam
varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah Nanas Bogor,
Subang, dan Palembang (Prihatman, 2000).
SYARAT TUMBUH
Daerah penyebaran nanas dari 300 LU sampai 300 LS. Tanaman nanas
memerlukan beberapa persyaratan iklim yang harus dipenuhi agar dapat
tumbuh baik. Faktor iklim tersebut mencakup curah hujan, ketinggian,
kelembaban, suhu, dan cahaya matahari.
Menurut Nakasone dan Paull (1999) dalam Chasanah (2006), curah hujan
yang dibutuhkan dalam pertanaman nanas antara 600-3500 mm per tahun
dengan curah hujan optimum 100-1500 mm per tahun.
Kelembaban tanah yang berlebihan pada awal pembungaan dapat meng-hambat
pertumbuhan buah dan menghasilkan daun yang berlebihan, sedangkan
kelembaban yang berlebihan pada saat pembungaan akan menurunkan mutu.
Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas sekitar 29-32 0C.
Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian
cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, nanas lebih cocok pada
jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung
bahan organik serta kandungan kapur yang rendah.
Kesuburan tanah dapat meningkatkan produktivitas, oleh karena itu tanah
yang digunakan untuk menanam nanas sebaiknya memenuhi kriteria tanah
subur. Tanah yang subur terdiri atas udara 25%, air 25 %, mineral 45%,
dan bahan organik 5 %. Derajat keasaman yang cocok sekitar pH 4,5 -
6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan
tanaman menjadi kerdil dan klorosis, sedangkan tanah yang asam (pH 4,5
atau lebih rendah) mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium,
Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat.
TEKNIS BUDIDAYA
Pengolahan lahan
Pada musim kemarau lahan dibersihkan dengan membuang batu dan tanaman
yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dilakukan pada awal musim hujan
bersamaan dengan persemaian. Hal tersebut dimaksudkan agar pada saat
pengerjaan tanah selesai, bibit tanaman yang disemaikan telah siap
dipindahkan ke lahan. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan,
membalikkan posisi tanah, dan memperbaiki sirkulasi udara dengan
mencangkul atau membajak tanah sedalam 30-40 cm. Tanah digaru dan
bongkahan tanahnya dipecahkan.
a) Pembentukan bedengan
Pembentukan bedengan dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.
Sistem bedengan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian
disekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem
bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan selebar 80-120 cm, jarak
antar bedengan 90-150 cm, dan tinggi bedengan sekitar 30-40 cm
(Prihatman, 2000).
b) Pengapuran
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5 -
6,5. Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit, Dolomit, Zeagro atau
bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata. Dosis kapur
disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2 - 4 ton/ha
(Prihatman, 2000).
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman nanas bertujuan untuk mendapatkan bibit yang cepat
dalam jumlah banyak dan seragam. Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat
dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif yang
digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah,
stek batang, dan dengan cara kultur in vitro, sedangkan cara generatif
dengan biji yang ditumbuh-kan di persemaian. Kualitas bibit yang baik
harus berasal dari tanaman yang per-tumbuhannya normal, sehat, serta
bebas dari hama dan penyakit.
Pembibitan Tanaman
Tanah tempat persemaian harus digemburkan terlebih dahulu. Kondisi media
persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik. Kedalaman
persemaian dan jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan. Penyiraman
dilakukan secara berkala agar kondisi media tanam selalu lembab.
Pemupukan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bibit.
Pemilihan bibit merupakan langkah awal dalam proses budidaya nanas.
Keberhasilan agribisnis nanas tidak lepas dari penggunaan bibit unggul
yang tepat. Bibit yang unggul merupakan bibit yang memiliki produksi
tinggi, tahan hama penyakit, dan mempunyai karakteristik sesuai dengan
permintaan pasar.
Hal yang harus dilakukan dan diamati adalah pembuatan media tanam, jenis
media tanam, komposisi media tanam, kedalaman persemaian, jarak tanam,
pe-nyiraman, dan teknik pemupukan.
Adapun tahap-tahap pembibitan tanaman nanas adalah sebagai berikut :
a) Persemaian tanaman
Persemaian nanas memerlukan perlakuan khusus dengan menggunakan zat
pengatur tumbuh (ZPT) pada pangkal daun untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Daun yang telah diolesi ZPT disemaikan sedalam 1,5 – 2,5 cm
dengan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap
lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan
lembar plastik tembus cahaya (bening). Stek daun nanas dibiarkan
bertunas dan berakar. Campuran media berupa tanah halus, pasir, dan
pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).
Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari persemaian
ke pembesaran bibit.
b) Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit dilakukan dengan penyiraman secara berkala yang
di-lakukan pada pagi dan sore hari. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga
agar kondisi media agar tetap lembab. Penjarangan dan pemberian
pestisida dapat di-lakukan jika diperlukan. Pemeriksaan bibit dilakukan
untuk mengetahui mutu bibit di lapangan.
c) Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30
cm atau berumur 3-5 bulan (Prihatman, 2000). Pemindahan bibit dilakukan
dengan cara membasahi media bibit dan menanamkannya setinggi leher akar
tanaman.
Penentuan Pola dan Jarak Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis
tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. (Prihatman,
2000). Tanaman nanas cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman sela,
pagar, atau tumpangsari diantara tanaman lain, baik tanaman semusim
ataupun tanaman tahunan. Nanas dapat ditumpangsarikan dengan pohon
albasia, mahoni, tomat atau cabai.
Kepadatan tanaman bergantung pada jarak tanam. Jarak tanam dan lubang
tanam menentukan jumlah populasi dan pertumbuhan perakaran. Pembuatan
jarak tanam untuk tanaman nanas antara 40 cm x 60 cm atau 60 cm x 80
cm. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm3. Untuk membuat lubang tanam
digunakan cangkul, tugal, atau alat lain.
PENANAMAN
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah
yang dilakukan : (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam; (2)
mengambil bibit nanas dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia
masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah dipadatkan
disekitar pangkal bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman
dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga
tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas sedalam 3-5 cm bagian
pangkal batang tertimbun tanah (Prihatman, 2000)
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan nanas meliputi penyulaman, penyiangan, pengairan,
pembum-bunan, dan pemupukan. Hal yang harus diamati, penyulaman meliputi
teknik penyulaman dan alat yang digunakan. Penyiangan meliputi teknik
pengendalian gulma serta alat dan bahan yang digunakan untuk
mengedalikannya. Pengairan meliputi sumber air, volume air yang
digunakan dan teknik penyiraman. Pembum-bunan meliputi jumlah tanaman
yang rebah, alat yang digunakan, dan teknik pembumbunan. Pemupukan
meliputi jenis pupuk, dosis, dan teknik pemupukan yang dilakukan.
a) Penyulaman
Kegiatan penyulaman nanas dilakukan untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh dengan bibit atau tanaman baru. Faktor yang mempengeruhi
penyulaman salah satunya adalah bibit yang mati terserang hama dan
penyakit, atau pertum-buhan yang lambat. Cara penyulaman adalah dengan
mengganti tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dengan bibit yang baru.
Penyulaman dilakukan pada lubang tanam yang bibitnya mati. Penyulaman
sebaiknya dilakukan tidak lebih dari satu bulan setelah tanam dan
dilakukan seawal mungkin agar tidak me-nyulitkan pemeliharaan
berikutnya. Penyulaman dilakukan seawal mungkin agar pertumbuhan tanaman
tetap seragam.
b) Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari gulma. Gulma
sering menjadi sarang hama dan penyakit. Waktu penyiangan disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma di kebun. Penyiangan dilakukan sebelum gulma
ter-sebut berbunga. Cara penyiangan dilakukan dengan manual, kored atau
cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada
pangkal batang nanas sehingga membentuk bedengan.
c) Pembumbunan
Tanah disekitar tanaman digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang
nanas. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar
yang keluar dari permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman
menjadi kokoh.
d) Pengairan
Tanaman nanas tahan terhadap kekeringan, namun untuk pertumbuhan tanaman
yang optimal diperlukan air yang cukup. Tanaman nanas dewasa perlu
pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Waktu pengairan
di-lakukan pagi dan sore hari. Pengairan dilakukan 2 minggu sekali.
Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan
buahnya ber-ukuran kecil.
e) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam, kemudian pemupukan dilanjutkan
3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis pupuk yang
digunakan adalah Urea 100 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha.
(Apriliyana, 2010). Pupuk Urea penggunaannya dikombinasikan dengan
perangsang pembungaan (Amaral, 2010).
Pemupukan dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan
unsur hara mikro. Cara pemberian pupuk dibenamkan ke dalam parit sedalam
10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian ditutup dengan tanah
atau dengan disemprotkan pada daun dengan menggunakan pupuk cair.
HAMA DAN PENYAKIT
Kompleksnya masalah hama dan penyakit nanas membuat orang yang
berkecimpung dibidang nanas harus memiliki pengetahuan tentang ciri dan
cara pengendaliannya secara baik. Pengendalian tersebut meliputi
pengendalian secara kultur teknis, mekanis, kimiawi, dan biologis.
Pengetahuan yang harus dikuasai dalam pengendalian kimia meliputi jenis
pestisida, jenis bahan aktif, cara kerja, dan keunggulan pestisida
tersebut. Dengan mengetahui dan memahami prinsip dasar pengendalian
hama terpadu dan peng-gunaan pestisida sesuai aturan, tidak akan
mencemari lingkungan dan mem-bahayakan kesehatan manusia. Tindakan
pengendalian dilakukan bila tingkat serangan hama dan penyakit
menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Hama
a) Penggerek buah (Thecla basilides Geyer)
Kupu-kupu berwarna coklat. Kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada
permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva, bentuk larva pada bagian
tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu
halus pendek. Gejalanya daging buah berlubang dan mengeluarkan getah,
kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang bagian tanaman
yang terserang hama, dan dengan menyemprot insektisida.
b) Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Kumbang kecil berwarma coklat atau hitam. Larvanya berwarna putih
kekuningan, berambut tipis, bentuknya langsing berkaki 6. Gejalanya buah
menjadi bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan
bakteri). Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian
insektisida.
c) Lalat buah (Atherigona sp.)
Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah,
kemudian menjadi larva berwarna putih. Gejalanya buah menjadi lunak.
Pengen-daliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang
terserang lalat buah, dan dengan penyemprotan insektisida.
d) Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Thrips berukuran sangat kecil panjangnya sekitar 1,5 mm, berwarna
coklat, dan bermata besar. Gejalanya terdapat bintik-bintik berwarna
perak pada buah dan daun karena cairan sel daun dihisap oleh hama
tersebut. Pada tingkat serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan
tanaman muda terhambat. Pengendalian dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun, mengurangi ragam tanaman inang, dan penyemprotan
insektisida.
e) Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Serangga berukuran kecil berdiameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna
putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun,
sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman
terhambat. Pengenda-liannya dengan penyemprotan insektisida.
f) Ulat buah (Tmolus echinon L)
Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat
tertutup rambut halus dan kepalanya kecil. Gejalanya buah menjadi
berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong bagian tanaman yang
terserang berat. Pengendaliannya dengan mengumpulkan ulat secara
mekanis, serta disemprot insektisida.
g) Hama lain:
Rayap, tikus, dan kutu tepung jeruk juga kadang - kadang menyerang tanaman nanas.
PENYAKIT
a) Busuk hati dan busuk akar
Penyebabnya adalah Cendawan Phytophthora parasitica. Penyakit busuk
hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot.
Penyakit tersebut disebarkan oleh tanaman inang, air yang mengalir,
alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung bahan
organik yang belum matang, dan kelembaban tanah tinggi. Gejalanya
terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning dan ujungnya
nekrotis, daun-daun muda mudah dicabut, pada bagian pangkal daunnya
membusuk dengan bau busuk, berwarna coklat, dan akhirnya tanaman mati.
Pengendaliannya dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi
kelembaban sekitar kebun, memotong atau mencabut tanaman yang sakit, dan
dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida sebelum tanam.
b) Busuk pangkal
Penyebab cendawan Thielaviopsis paradoxa atau Ceratocystis paradoxa.
Penyakit tersebut sering disebut base rot. Penyebaran penyakit dibantu
tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan,
dan tanah. Gejala pada bagian pangkal batang, daun, buah, dan bibit
menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat, hitam, atau
bercak-bercak putih kekuning-kuningan dan berbau khas. Pengendaliannya
dengan menyimpan bibit sementara sebelum ditanam agar luka cepat sembuh,
menanam bibit pada cuaca kering, menghindari luka-luka mekanis dan
dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida.
c) Penyakit Lain
Penyakit lain yang biasa menyerang adalah busuk bercak gabus pada buah
yang disebabkan oleh cendawan Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit
oleh cendawan Pythium sp., layu dan bercak kuning oleh virus yang belum
diketahui secara pasti jenisnya. Pengendalian dilakukan secara terpadu,
meliputi peng-gunaan bibit yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya
secara intensif, pemotongan/pencabutan tanaman dan pemusnahan tanaman
yang sakit (Soedarya, 2009).
PANEN
Panen buah nanas dilakukan tergantung dari jenis bibit yang digunakan.
Bibit yang berasal dari mahkota berbuah pada umur 24 bulan. Tanaman
yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan
tanaman yang berasal dari tunas akar dapat berbuah setelah berumur 12
bulan. Menurut Prihatman (2000), ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen
adalah mahkota buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih
mendatar, besar dan bentuknya bulat, warna bagian dasar buah kuning, dan
timbul aroma nanas yang harum dan khas.
a) Cara Panen
Cara pemanenan dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam yang
steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar buah tidak rusak dan
memar.
b) Periode Panen
Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama
sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman
yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya
lambat dan buahnya kecil.
c) Produksi
Potensi produksi tanaman nanas yang dibudidayakan secara intensif dapat
mencapai 60-70 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20-25 ton/hektar,
tergantung jenis nanas, sistem penanaman dan pemeliharaannya.
PASCAPANEN
Buah nanas termasuk komoditas yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.
Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai (Prihatman, 2000).
a) Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau
gudang sortasi. Pengumpulan hasil harus dilakukan sebaik mungkin agar
tidak terjadi kerusakan buah.
b) Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dilakukan dengan memisahkan buah yang rusak, memar,
busuk, atau mentah secara terpisah kemudian mengklasifikasikannya
berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat
kematangannya.
c) Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk mengumpulkan buah nanas sebelum diangkut ke
pasaran. Buah nanas biasanya disimpan dalam ruangan dingin yang suhunya
sekitar 50C. Hal yang harus diperhatikan adalah cara penyimpanan, tempat
pe-nyimpanan, dan berapa lama waktu maksimal untuk menyimpanan.
d) Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan nilai
tambah. Jenis kemasan sangat mempengaruhi kualitas nanas. Pengangkutan
di-mulai dengan menyusun nanas yang sudah dikemas secara teratur pada
alat pengangkutan. Hal yang menentukan adalah jenis kemasan, teknik
pengemasan, ukuran kemasan, teknik pengangkutan, dan alat angkut yang
digunakan.
PEMASARAN
Apabila potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimum, nanas dapat
dijadikan buah andalan, baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri
yang akan terkait dengan pendapatan pelaku-pelaku agribisnis nanas.
Permintaan produksi nanas dari waktu ke waktu terus meningkat. Pasar
mempersyaratkan kualitas, jenis nanas, dan pengemasan produk yang baik.
Hal yang harus diper-hatikan adalah jumlah produksi dan daya serap
pasar.
Jika sobat ingin mengkopas atau memperbanyak artikel di atas silahkan
saja, karena blog ini memang khusus diciptakan untuk berbagi. Terima
kasih telah Berkunjung, Semoga Artikel diatas bermanfaat. . .
Jangan lupa tinggalkan JEMPOL dan KOMENTAR anda sebagai oleh-oleh. .
Jangan lupa tinggalkan JEMPOL dan KOMENTAR anda sebagai oleh-oleh. .
1 comments:
Apakah di kebun sudah ditemukan serangan Thrips
Post a Comment